Wilayah Tasikmalaya yang sangat
erat dengan mitos atau legenda gunung Galunggung yang berjarak hanya sekitar 17
Km dari pusat Kota Tasikmalaya. Menurut para ahli dan pengamat supranatural
asal usul mitos sejarah gunung Galunggung dimulai pada abad ke XII. Di kawasan sekitar
gunung tersebut terdapat suatu Racyamandala (kerajaan bawahan) Galunggung yang
berpusat di Rumantak, yang sekarang masuk dalam wilayah Desa Linggawangi,
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.
Gunung galunggung merupakan salah satu bekas pusat spiritual kerajaan Sunda pra Pajajaran, dengan puncak pimpinannya Batari Hyang pada abad ke-XII. Saat pengaruh Islam menguat, pusat tersebut pindah ke daerah Pamijahan dengan Syeikh Abdul Muhyi (abad ke XVII) sebagai tokoh ulama panutan
Gunung galunggung merupakan salah satu bekas pusat spiritual kerajaan Sunda pra Pajajaran, dengan puncak pimpinannya Batari Hyang pada abad ke-XII. Saat pengaruh Islam menguat, pusat tersebut pindah ke daerah Pamijahan dengan Syeikh Abdul Muhyi (abad ke XVII) sebagai tokoh ulama panutan
Sementara Prabu Jaya Pakuan atau disebut juga Bujangga Manik, seorang resi
Hindu dari Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran yang telah melakukan dua kali
perjalanan dari Pakuan Pajajaran ke Jawa sempat menuliskan Galunggung dalam
catatan perjalanannya. Namun demikian tak banyak informasi mengenai Galunggung
yang didapat dari naskah ini. “Sadatang ka Saung Galah, sadiri aing ti inya,
Saung Galah kaleu(m)pangan, kapungkur Gunung Galunggung, katukang na
Panggarangan, ngalalar na Pada Beunghar, katukang na Pamipiran”.
Dari sumber prasasti Geger Hanjuang di sana menyebutkan bahwa pada tahun 1033
Saka atau 1111 Masehi, Batari Hyang membuat susuk / parit pertahanan. Peristiwa
nyusuk atau pembuatan parit ini berarti menandai adanya penobatan kekuasaan
baru di sana (di wilayah Galunggung). Sementara naskah Sunda kuno lain adalah
Amanat Galunggung yang merupakan kumpulan naskah yang ditemukan di kabuyutan
Ciburuy, Garut Selatan berisi petuah-petuah yang disampaikan oleh Rakyan
Darmasiksa, penguasa Galunggung pada masa itu kepada anaknya.
Letusan Galunggung 1982, disertai petir |
Gunung Galunggung tercatat pernah
meletus beberapa kali antara lain pada tahun 1882, 1894, 1918, letusan
terakhir terjadi pada tanggal 5 Mei 1982 yang disertai suara dentuman, pijaran
api, dan kilatan halilintar.
Saat ini wilayah gunung Galunggung
telah menjadi komplek area wisata dengan jenis wisata berupa pemandian air
panas dan lokasi kawah puncak Galunggung. Untuk pemandian air panas sendiri
ada beberapa fasilitas baik Kamar bak rendam, kolam rendam dan air terjun air
panas.
No comments:
Post a Comment